Jurnal Penyesuaian
Karakteristik Proses
Penyesuaian
Ketika seorang akuntan menyiapkan laporan keuangan, ia
berasumsi bahwa masa ekonomis perusahaan dapat dibagi ke dalam periode waktu.
Dalam akuntansi berbasis akrual (accrual
basis of accounting), pendapatan dicatat dalam laporan laba rugi pada
periode saat pendapatan tersebut dihasilkan. Sebagai contoh, pendapatan harus
dilaporkan pada saat barang atau jasa telah diberikan kepada pelanggan. Konsep
yang mendukung pencatatan pendapatan seperti ini disebut konsep pengakuan pendapatan.
Pada akuntansi berbasis akrual, beban yang dilaporkan
pada periode yang sama dengan pendapatan yang terkait dengan beban tersebut.
Sebagai contoh, gaji karyawan dilaporkan sebagai beban pada periode saat
karyawan menyediakan jasa untuk pelanggan, yang tidak harus sama waktunya
dengan saat dibayarkan.
Selain berdasarkan akuntansi berbasis akrual dalam
pencatatan akuntansi, ada juga berbasis kas. Dalam akuntansi berbasis kas,
pendapatan dan beban dilaporkan dalam laporan laba rugi pada suatu periode
ketika kas diterima atau saat dikeluarkan. Sebagai contoh, pendapatan
dilaporkan ketika kas diterima dari klien, sementara gaji dilaporkan saat kas
dibayarkan kepada karyawan.
Proses Penyesuaian
Pada
akhir periode akuntansi, banyak saldo akun di buku besar yang dapat dilaporkan
tanpa perubahan apapun dalam laporan keuangan. Meskipun begitu, pada akuntansi
berbasis akrual beberapa akun dalam buku besar memerlukan pemutakhiran (updating). Analisis dan pemutakhiran akun-akun pada akhir
periode sebelum laporan keuangan disiapkan disebut dengan proses penyesuaian (adjusting
process). Sedangkan ayat jurnal yang memutakhirkan saldo akun pada akhir
periode akuntansi disebut dengan ayat
jurnal penyesuaian (adjusting
entries).
Jenis Akun yang
Memerlukan Penyesuaian
Ada empat akun yang memerlukan ayat jurnal penyesuaian.
Golongan pertama adalah golongan yang melibatkan penerimaan atau pengeluaran
kas di awal, yaitu beban dibayar dimuka (prepaid
expense) dan pendapatan diterima dimuka (unearned revenues). Golongan ini sering disebut dengan akun
tangguhan (deferral). Golongan kedua
adalah golongan yang melibatkan penerimaan atau pengeluaran kas dibelakang,
yaitu akruan pendapatan (accrued revenues)
dan akruan beban (accrued expense).
Beban dibayar
dimuka (prepaid expense) yang
kadang disebut juga beban yang ditangguhkan (deffered expense) adalah akun yang awalnya dicatat sebagai aset
karena kasnya telah dibayarkan, padahal jasa atau barangnya belum diterima. Aset
ini kemudian berubah menjadi beban seiring dengan berlalunya waktu atau melalui
operasi normal usaha. Bahan habis pakai (supplies),
sewa dibayar dimuka, dan asuransi dibayar dimuka adalah dua contoh beban
dibayar dimuka yang memerlukan penyesuaian pada akhir periode akuntansi.
Pendapatan
diterima dimuka (unearned revenues),
kadang disebut juga pendapatan yang ditangguhkan (deffered revenues) adalah akun yang awalnya dicatat sebagai
kewajiban karena kasnya telah diterima dimuka padahal jasa atau barangnya belum
diberikan kepada pelanggan. Kewajiban ini berubah menjadi pendapatan seiring
dengan berlalunya waktu atau melalui operasi normal usaha. Contoh pendapatan
diterima dimuka dan sewa diterima dimuka. Contoh transaksi yang masuk sebagai
pendapatan diterima dimuka adalah menerima pendapatan dimuka atas pesanan barang
yang terjadi dibulan yang akan datang.
Akruan pendapatan
(accrued revenues) atau piutang
pendapatan adalah pendapatan yang telah dihasilkan, tetapi belum dicatat di
akun pendapatan. Contohnya adalah imbalan jasa yang telah diberikan oleh
seorang pengacara, namun belum ditagihkan ke kliennya pada akhir periode.
Akruan beban (accrued expense) atau beban yang masih
harus dibayar adalah beban yang telah terjadi tetapi belum dicatat ke akun
beban. Contoh akruan beban adalah utang gaji kepada karyawan pada akhir
periode, contoh lain utang bunga wesel, utang bunga, dan utang pajak.
Mencatat Ayat Jurnal
Penyesuaian
Beban dibayar dimuka
Saldo
akun bahan habis pakai SolusiNet pada trial
balance sebelum penyesuaian adalah Rp2.000.000. sebagian bahan habis pakai
digunakan selama bulan desember, dan masih ada sisa bahan habis pakai yang
belum terpakai. Jika diasumsikan pada tanggal 31 desember sisa bahan habis
pakai sebesar Rp 760.000, jumlah yang akan dipindahkan dari akun aset kea kun
beban adalah Rp 1.240.000 yang dihitung sebagai berikut:
Bahan
habis pakai sebelum penyesuaian Rp
2.000.000
Sisa
bahan habis pakai Rp 760.000
bahan habis pakai yang
digunakan Rp 1.240.000
pada
jurnal penyesuaian, prinsip utama pencatatan dalam beban dibayar dimuka adalah
“yang sudah digunakan”, sehingga jurnal yang dibuat untuk kasus tersebut
adalah:
beban bahan habis pakai Rp 1.240.000
bahan habis pakai Rp 1.240.000
Pendapatan diterima
dimuka
Berdasarkan
daftar saldo (trial balance) sebelum penyesuaian, saldo aun Sewa Diterima
dimuka adalah Rp 360.000. Saldo ini mencerminkan penerimaan sewa tiga bulan
dari 1 Desember, januari, dan februari. Karena pembuatan laporan keuangan
terjadi di akhrir bulan desember, maka sewa diterima dimuka yang harus diakui
sebagai pendapatan adalah satu bulan mulai dari 1 desember sampai dengan 31
desember yaitu sebesar Rp 120.000 (Rp 360.000 : 3 bln = Rp120.000/bln). Jika
dicatat dalam jurnal penyesuaian maka :
Pendapatan sewa diterima
dimuka Rp 120.000
Pendapatan jasa Rp 120.000
Prinsip
utama dalam pendapatan diterima dimuka ini sama seperti dengan beban diterima
dimuka, yaitu pendapatan yang dicatat adalah pendapatan yang sudah diakui
sesuai dengan yang sudah terjadi. Dalam kasus diatas, pendapatan yang sudah
terjadi adalah selama satu bulan saja.
Akruan
pendapatan
Selama
satu periode akuntansi, sebagian pendapatan dicatat hanya saat kas diterima,
jadi pada akhir periode, ada akun pendapatan yang telah dihasilkan tetapi belum
dicatat. Untuk kasus ini, jumlah pendapatan tersebut perlu dicatat dengan
mendebit akun aset dan mengkredit akun pendapatan.
Contohnya,
diasumsikan SolusiNet menandatangani perjanjian dengan perusahaan Rahmat pada
tanggal 15 Desember. Perjanjian tersebut menyatakan bahwa SolusiNet akan
menyediakan jasa konsultasi computer melalui telepon dan memberikan bantuan
pada karyawan Rahmat. Jasa yang disediakan akan ditagihkan kepada rahmat pada
tanggal 15 setiap bulan dengan biaya Rp20.000 per jam. Per 31 desember,
SolusiNet telah memberikan 25 jam jasa konsultasi pada perusahaan Rahmat.
Meskipun pendapatan sebesar Rp 500.000 (25 jam x Rp20.000) akan ditagihkan ke
perusahaan Rahmat pada tanggal 15 Januari, SolusiNet harus mengakui pendapatan
pada bulan Desember tersebut. Sehingga ayat jurnal penyesuaian untuk kasus ini
adalah :
Piutang Usaha Rp 500.000
Pendapatan
jasa Rp
500.000
Pada kasus tersebut
akun yang didebit adalah piutang usaha, hal ini terjadi karena perusahaan beum
menerima kas, kas baru akan diterima pada tanggal 15 januari sehingga akun yang
tepat untuk mencatat aset perusahaan adalah Piutang Usaha.
Akruan
beban
Beberapa
jenis jasa, seperti asuransi, biasanya dibayar sebelum digunakan. Pembayaran di
muka ini merupakan beban yang ditangguhkan (deferral).
Jenis jasa lainnya dibayar setelah digunakan. Sebagai contoh, beban gaji
diakumulasikan per jam dan per hari, namun pembayaran mungkin dilakukan secara
mingguan, dua mingguan, atau bahkan bulanan. Jumlah beban gaji yang terjadi,
namun masih terutang di akhir periode akuntansi merupakan beban sekaligus
kewajiban. Jika hari terakhir dari periode pembayaran gaji bukan merupakan har
terakhir periode akuntansi, beban gaji yang terjadi dan kewajiban yang terkait
harus dicatat menggunakan ayat jurnal penyesuaian.
Contoh kasus, pada bulan desember utang gaji yang harus
dicatat untuk SolusiNet adalah Rp250.000. Jumlah ini adalah beban tambahan di
bulan Desember dan didebit pada akun beban gaji. Jumlah ini merupakan kewajiban
pada tanggal 31 Desember dan dikrdit pada Utang Gaji. Ayat penyesuaian dan akun
T-nya adalah sebagai berikut:
Beban Gaji 250.000
Utang Gaji 250.000
Beban
Penyusutan
Sumber daya fisik yang
dimiliki dan digunakan oleh perusahaan dan bersifat permanen atau memiliki masa
kegunaan yang panjang dinamakan ast tetap (fixed
assets atau plant assets). Contoh
aset tetap adalah peralatan, seperti: meja , kursi, koputer, dll. Namun seiring
berlalunya waktu, peralatan akan kehilangan kemampuannya untuk memberikan
manfaat bagi peggunanya. Penurunan manfaat ini disebut penyusutan atau
depresiasi (depreciation).
Semua aset kecuali
tanah akan kehilangan manfaatya dan sulit untuk diukur. Penurunan manfaat aset
yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan dicatat sebagai beban. Karena alas
an itulah, sebagaian dari biaya aset etap dicatat sebagai beban setiap tahun
sepanjang masa manfaatnya. Beban periodic ini disebut beban penyusutan (depreciation expense).
Contoh kasus; ayat
jurnal penyesuaian untuk mencatat penyusutan bulan Desember SolusiNet digambarkan
dalam ayat jurnal dan akun T berikut. Estimasi besarnya penyusutan untuk bulan
tersebut diasumsikan Rp50.000
Beban Penyusutan 50.000
Akumulasi Penyusutan-Peralatan
Kantor 50.000
Tidak ada komentar:
Posting Komentar